Senin, 30 April 2012

Satukan Hati

Salam Konservasi,,
Dalam rangka ikut serta memberi suplemen terhadap bumi yang kita pijak maka sepantasnyalah kita berbuat sesuatu.gerakan-gerakan tentang misi penghijauan saat ini telah banyak menginspirasi kaum muda.Kami bukanlah yang utama tetapi kami berupaya memberi andil untuk pelestarian.
Mari satukan hati tanam tak henti..pohon untuk kehidupa

Mari belajar menghargai alam

Dapat terciptanya keseimbangan antara manusia dan alamnya,adanya peningkatan penyadartahuan terhadap masyarakat para pembalak liar hutan,menanamkan jiwa disiplin dalam memperlakukan alam,mensosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya melestarikan alam

Minggu, 15 April 2012

Huma Di Atas Bukit


























Seribu rambutmu yang hitam terurai

Seribu cemara seolah mendera

Seribu duka nestapa di wajah nan ayu

Seribu luka yang nyeri di dalam dadaku

Di sana kutemukan bukit yang terbuka

Seribu cemara halus mendesah

Sebatang sungai membelah huma yang cerah

Berdua kita bersama tinggal di dalamnya


Nampaknya tiada lagi yang diresahkan

Dan juga tak digelisahkan

Kecuali dihayati

Secara syahdu bersama

Selamanya bersama selamanya

Kawasan Akarsari sebagai Kilang Air

AKARSARI sebagai kilang air memang benar adanya.karena dibawahnya banyak areal pemukiman yang disuplai dari ketiga gunung ini,Akarsari adalah nama dari ketiga gunung yang ada di tanah Banten.Kota Cilegon,Anyer,Ciomas,Cinangka dan sekitarnya terairi oleh pasokan air dari gunung Aseupan,sedangkan Kota Pandeglang,Baros,Cadasari,Lebak,dsk dipasok dari Gunung Karang dan Kota Labuan ,Menes,jiput dsk dipasok oleh Gunung Pulosari.
Kawasan Akarsari sendiri belumlah maksimal pemeliharaannya seperti reboisasi dan pemanfaatan air yang tidak sewenang-wenang oleh beberapa pengusaha yang menggunakan air.Aturan-aturan khusus yang mengatur tataguna air dimasing-masing daerah belum menyentuh sisi kelestariannya.Tengoklah kesana limpahan air yang tidak termanfaatkan dengan maksimal dengan timbal balik penyaluran dana CSR maupun jasa lingkungan yang selama ini sudah berjalan perlu peninjauan kembali oleh beberapa instansi terkait maupun oleh lembaga swadaya masyarakat yang mempunyai tanggung jawab tehadap elestariannya,...selamat berjuang menghargai alam,selamatkan alam kita sebelum semuanya menjadi kering dan musnah....( kisunda Labuan)

Sabtu, 14 April 2012

Hutan-hutan itu jangan dibabat habis

Hutan-hutan itu jangan dibabat habis lalu dijadikan kota,malahan kini terbalik ,ketika dalam satu kesempatan saya memberikan materi pada acara penyadartahuan untuk masyarakat di penyangga kawasan konservasi" Alah  buat apa hutan ini ..mendingan kita babat habis lalu kita jadikan kota,,,lumayan kampung bisa jadi ramai",,tetapi apa yang saya dapatkan "eeeh ...Ulah pak Leuweung eta penting geusan kahirupan, kuayana Leuweung kampung tiis,hiliwir angin tijero leuweung nikmaaat ( eiit....jangan pak....Hutan itu penting bagi kehidupan dengan adanya hutan perkampungan jadi sejuk,semilir angin dari dalam hutan membuat kampung menjadi terasa nyawan tidak terasa gerah seperti di kota-kota besar ) begitulah sikap warga kampung yang masih hidup diantara siang dan malam berselimut hutan.Bahkan dikota-kota besar seperti sekarang sangatlah dipelihara adanya hutan kota.
Tetapi juga bagi mereka sang pemilik modal terkadang dengan seenaknya mereka pergunakan para calo tanah untuk terjun  ke lokasi yang dimaksud memplot kawasan dari atas pesawat lalu ia bebaskan kawasan itu untuk membuka lahan perkebunan baru,bagi kita hal itupun tidak jadi masalah akan tetapi jika lahan yang akan digarap itu sudah ada hutan kenapa harus ditebang . sebaiknya cari lahan tidur yang tidak ada hutannya ,apalagi jika lahan yang dimaksudkan letaknya berdampingan dengan kawasan taman nasional.
Masyarakat bisa hidup dengan pengelolaan ekonomi yang tepat guna ,untuk itulah memilih  formula yang jitu harus dengan pendalaman materi, terjun kelapangan melihat dan menyerap sesungguhnya apa yang sangat dibutuhkan masyarakat.jika harus dipaksakan kawasan perkampungan yang notabene hidup ditengah hutan atau berdampingan dengan hutan dapat juga diterapkan gaya hidup seperti layaknya orang diperkotaan.sebagai salah satu contoh,Jika Masyarakat perkotaan biasa buang hajat di jamban rumahnya atau di MCK yang disediakan oleh pemerintah,apa salahnya hal seperti itu dibangun pula di masyarakat yang hidup di dekat kawasan hutan tadi.karena saya yakin rata-rata masyarakat yang hidup di hutan atau dikampung-kampung sangat jarang sekali memiliki jamban khusus di rumah.Nah sikap inilah yang barangkali dapat kita simpulkan sebagai contoh terkecil dari apa yang kita bisa maklumi bersama bahwa hidup kita tidak hanya senang sendiri dan tidak untuk nyaman sendiri.Bangunlah mereka masyarakat yang ada di akar rumput.( Ki Sunda Labuan )

Kampung Domba sebagai Labolatorium Alam