Sabtu, 14 April 2012

Hutan-hutan itu jangan dibabat habis

Hutan-hutan itu jangan dibabat habis lalu dijadikan kota,malahan kini terbalik ,ketika dalam satu kesempatan saya memberikan materi pada acara penyadartahuan untuk masyarakat di penyangga kawasan konservasi" Alah  buat apa hutan ini ..mendingan kita babat habis lalu kita jadikan kota,,,lumayan kampung bisa jadi ramai",,tetapi apa yang saya dapatkan "eeeh ...Ulah pak Leuweung eta penting geusan kahirupan, kuayana Leuweung kampung tiis,hiliwir angin tijero leuweung nikmaaat ( eiit....jangan pak....Hutan itu penting bagi kehidupan dengan adanya hutan perkampungan jadi sejuk,semilir angin dari dalam hutan membuat kampung menjadi terasa nyawan tidak terasa gerah seperti di kota-kota besar ) begitulah sikap warga kampung yang masih hidup diantara siang dan malam berselimut hutan.Bahkan dikota-kota besar seperti sekarang sangatlah dipelihara adanya hutan kota.
Tetapi juga bagi mereka sang pemilik modal terkadang dengan seenaknya mereka pergunakan para calo tanah untuk terjun  ke lokasi yang dimaksud memplot kawasan dari atas pesawat lalu ia bebaskan kawasan itu untuk membuka lahan perkebunan baru,bagi kita hal itupun tidak jadi masalah akan tetapi jika lahan yang akan digarap itu sudah ada hutan kenapa harus ditebang . sebaiknya cari lahan tidur yang tidak ada hutannya ,apalagi jika lahan yang dimaksudkan letaknya berdampingan dengan kawasan taman nasional.
Masyarakat bisa hidup dengan pengelolaan ekonomi yang tepat guna ,untuk itulah memilih  formula yang jitu harus dengan pendalaman materi, terjun kelapangan melihat dan menyerap sesungguhnya apa yang sangat dibutuhkan masyarakat.jika harus dipaksakan kawasan perkampungan yang notabene hidup ditengah hutan atau berdampingan dengan hutan dapat juga diterapkan gaya hidup seperti layaknya orang diperkotaan.sebagai salah satu contoh,Jika Masyarakat perkotaan biasa buang hajat di jamban rumahnya atau di MCK yang disediakan oleh pemerintah,apa salahnya hal seperti itu dibangun pula di masyarakat yang hidup di dekat kawasan hutan tadi.karena saya yakin rata-rata masyarakat yang hidup di hutan atau dikampung-kampung sangat jarang sekali memiliki jamban khusus di rumah.Nah sikap inilah yang barangkali dapat kita simpulkan sebagai contoh terkecil dari apa yang kita bisa maklumi bersama bahwa hidup kita tidak hanya senang sendiri dan tidak untuk nyaman sendiri.Bangunlah mereka masyarakat yang ada di akar rumput.( Ki Sunda Labuan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar